Tunatetra berinternet, kenapa tiak ?

Dewasa ini mereka ynag mempunyai keterbatasan penglihatan pun bebas mengakses situs-situs di interne. Mencari informasi, berjejaring sosial lewat situs peretemanan, mengirim email, dan lain-lain bisa mereka lakukan. Lho, kok bisa ? Bagaimana caranya?
Monitor dan papan ketik sebenarnya bukan barang asing bagi para penyandang tunanetra. Bahkan, di Yayasan Mitra Netra (YMN), lembaga yang bergerak di bidang pendidikan dan pengembangan tunanetra, penyandang tunanetra terdidik mempunyai kemampuan mengetik sepuluh jari. Mereka mampu mengetik sebuah surat dengan benar, tentu tanpa melihat ke keyboard.
Secara umum perangkat komputer yang di gunakan para penyandang tunanetra ini sama dengan yang dipakai kebanyakan orang. Namun yang membuatnya berbeda adalah keberadaan perangkat pendukung yang membantu mengoprasikan komputer. Yaitu, software pembaca layar (screen reader).
Screen reader akan membaca teks yang terdapat di layar monitor dan memproduksi suaranya. Jadi, perangkat lunak ini seakan membuat komputer atau laptop berbicara dengan penggunanya.
Saat ini, pembaca layar yang banyak digunakan adalah JAWS (Job Acess With Speech). Uniknya, JAWS di temukan oleh seorang tunanetra juga, Ted Henter pada tahun 1989 lalu.
Dengan JAWS, aktifitas berkomputer dan berinternet bagi mereka yang memilki keterbatasan mnjadi lebih mudah. Bila si pengguna ini mengklik sebuah icon atau menu, ia cukup menekan tombol ‘enter’ setelah nama ikon atau menu itu di ucapkan JAWS.
Tempo pembacaan JAWS yang terkesan agak cepat justru membantu mereka ‘melihat’ keseluruhan tampilan monitor lebih cepat. Meski demikian, kecepatan JAWS membaca tetap bisa diatur sesuai dengan keinginan.
Pengguna juga bisa menavigasi ‘celoteh’ komputer mereka. Bila biasanya mouse yang digerakkan, maka pemakai JAWS menggunakan tombol ctrl dan empat panah pada keyboard.
Mereka tinggal menekan tombol ‘kiri’ atau ‘atas’ untuk mengulang. Sedangkan untuk mem-forward ucapan JAWS tombol panah ‘kanan’ atau ‘bawah’ yang diklik. KEmudahan lainnya, JAWS dapat diatur untuk membaca per huruf, per kata atau per paragraf.
Namun, bukan berarti pengguna JAWS tanpa kendala. Setting-nya yang menggunakan bahasa inggris membuat pengucapan teks dalam bahasa Indonesia tidak terlafalkan dengan benar.
Program pembaca layar berbahasa Indonesia pernah diupayakan YMN tapi terhambat. Menurut kepala Rehabilitasi dan Diklat YMN Dra. Riyanti Eko Wati, hal itu karena biayanya yang sangat mahal.
JAWS juga tidak mampu mengenali gambar. Tapi masih bisa diatasi bila dibawah gambar masih terdapat teks.
Nah kini jangan kaget bila suatu saat anda melihat sesorang khusuk mengetik di depan sebuah komputer namun tanpa menyalakan monitor. Karena dengan JAWS tampilan layar tak diperlukan. Sebab, yang dipentingkan adalah suara.
Untuk dapat melihat klik disini

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2010 • TRY TO THE BEST • Design by Dzignine